Header Ads

test

Kemisikinan

 Kemisikinan


Oleh : Intan Ratna Sari

Aku mulai jenuh,
Aku mulai bosan,
Menapaki hidup yang penuh dengan kemunafikan.
Hidup yang penuh dengan kedustaan dari sang diktator.


Inginku sumpal mulutnya dengan kaos kaki anak-anak yang mereka sakiti.
Inginku sumpal telinganya dengan baju lusuh yang dikenakan oleh janda-janda terlantar,

Inginku balas perbuatan mereka kepada kakek-kakek tua yang tak pernah mereka dengar jeritan-jeritan hatinya,

Inginku protes kepada mereka yang tak perduli kepada para musafir yang berteriak-teriak meminta makan atas nama Tuhan yang telah memberi kehidupan.

Namun, mereka seakan-akan tuli tak mendengar tangisan perut-perut kami yang meraung-raung kelaparan.

Namun, mereka seakan-akan buta tak melihat  cucuran keringat penderitaan kami, manusia-manusia yang tak seberuntug mereka.

Kepada siapa kami meminta perlindungan?
Kepada siapa kami mengadu-kan kejamnya nasib?
Kepada siapa kami mengajukan suara-suara yang tercium bau busuk ini, karena tak ada makanan yang dapat kami makan?.

Kalian dulu kami puja,
Namun sekarang, kalian meraja.
Kalian dulu kami anggap sebagai pembela,

Namun sekarang, kalian pendusta.
Apakah ini balasan kalian terhadap kami?
Dimana janji kalian sebelum menjadi penguasa?
Dimana janji kalian sebelum meraja?
Sampai kapan kalian akan pura-pura tuli?
Sampai kapan kalian akan pura-pura buta?
Sampai kapan kalian akan pura-pura membisu?
Duhai yang merajai negeri ini.


1 comment: