Jatuh cintalah dengan MEMBACA
Jatuh
cintalah dengan MEMBACA
Nurul Aini
Jurusan Aqidah
Filsafat Islam
Semester
VI
Setiap
individu pasti mempunyai kegemaran masing-masing. Mulai dari hobi makan,
belanja, main game, menulis ataupun membaca. Namun banyak individu yang masih
belum paham pentingnya dari sebuah membaca. Terutama di kalangan mahasiswa yang nantinya akan menjadi agen
perubahan,selayaknya membaca buku dengan lebih giat lagi. Baik buku kiri
maupun kanan. Banyak yang beranggapan membaca selalu identik dengan berita, buku
pelajaran atau hal membosankan lainnya. Sebenarnya itu hanya sugesti pada diri
kita, jika kita mensugesti diri kita agar tetap positif dan senang, maka
membaca sebuah biografi dengan banyak paragraph pun tak akan bosan.
Mari mulai
dengan hal yang sederhana, seperti membaca sebuah ringkasan. Anggap saja
seperti kita mendapat pesan dari orang yang paling tersayang. Kita merasa bahagia
bukan? Atau bisa minta bantuan kepadanya. Agar pembicaraan dengan pasangan
menjadi lebih berbobot karena membahas berita penting atau tentang isu dunia.
Ketika kita membahas isu dunia, bukankah kita akan membaca agar tidak terlihat
bodoh di depan pasangan?. Mulailah untuk menchallenge diri kita agar kita
mulai membaca. Mari ganti jalan-jalan dengan pasangan untuk membaca buku di
gramedia. Bukan hanya nonton, makan di cafe ternama atau main di timezone.
Ciptakan suasana yang berbeda dengan pasangan. Buat pasangan kita berfikir
bahwa kita pantas untuk diperjuangkan bahkan dipilih untuk masa depannya.
Lelaki pun
juga sama, mereka yang menjadi kepala rumah tangga. Seharusnya mereka lebih
mengerti banyak hal. Untuk membuat keluarga harmonis juga tak hanya dari satu
pihak. Mari mulai membaca bagaimana menjadi pribadi yang dewasa. Mari ciptakan
membaca untuk membuat hubungan lebih baik. Jatuh cinta dengan membaca tak akan
membuat pasangan kita cemburu kok hehe. Bukan hanya dengan pasangan saja,
membaca sambil mendiskusikannya akan lebih menyenangkan dengan sahabat karib.
Jadi
jangan anggap kutu buku itu kuno, kolot, kurang gaul. Justru banyak baca banyak
wawasan mempersiapkan diri menghadapi tantangan era posmodern.
Post a Comment